Truckin Lowrider dari Bandar Lampung

Untuk memenuhi ciri khas truckin lowrider-nya dibuatlah body kit—perpaduan bahan fiberglass dan pelat galvanis—yang mengacu pada Dynamic Tornado untuk BMW Seri 3. Dek depan digeser lebih naik 30 cm, sedangkan dek belakang 20 cm. Kemudian, efek rebah dibuat dengan memangkas atap kabin sekitar 12 cm. "Sudut kemiringan kaca depan dibuat lebih kecil, sedangkan kaca samping dan belakang bikin baru," jelas Endang. Untuk tutup bagasi belakang memakai pelat galvanis 0,8 mm, sedangkan mekanisme engselnya diambil dari engsel bagasi Honda Genio. Shockbreaker-nya memakai punya KIA Carnival, dan untuk kesan yang berbeda, bak seolah-olah bersatu dengan kabin dengan cara disambung pakai fiberglass. Suspensi mau tak mau harus dioprek. Dudukan per depan bagian atas dinaikkan. Begitu juga dengan bagian bawahnya sehingga jarak mainnya tetap optimal, walaupun sistem torsi sudah diputar mencapai batas ceper. Posisi shockbreaker belakang dibuat lebih tidur agar jarak mainnya lebih banyak. Untuk mengurangi kekerasan akibat per daun, dua lembar per daun (nomor dua dan tiga) dicopot. Untuk kabin, semua di-custom, termasuk dasbor yang dirancang menggunakan bahan fiberglass. Kemudian spidometer diadopsi dari Mitsubishi Kuda dan diletakkan di bagian tengah, sedangkan indikator Auto Gauge serta monitor TV ikut menambah warna kabin yang ekstrem tanpa kesan acak-acakan. Selain spidometer, komponen lain dari Kuda yang dipindahkan ke Kijang di antaranya power steering, AC, dan disc brake. Komponen terakhir ini untuk mengubah penghenti laju bagian depan dari teromol menjadi cakram. Penggarapan bodi cukup rapi. Sepatbor yang manis (tidak terlalu gembung) membuat tampilan bodi sangat elegan. Tampilan itu dipermanis lagi dengan ujung knalpot yang berada di depan roda belakang dan rata dengan bodi.*